Quantcast

Tuesday, July 25, 2017

#Sales : How to sell and be a solution

How to Successfully Close a Sale Every Time https://www.linkedin.com/pulse/how-successfully-close-sale-every-time-brian-wong

Sales, ya sales.

Bagi beberapa orang terdengar dan terbayang, ehm... Bahkan saya sendiri pernah berpikir bahwa  sales itu sedikit menyeramkan. Menjual panci, buku manual, dengan baju hem, sepatu pantofel, rambut kelimis, tas hitam dam keliling door to door... Beberapa dari sales man bahkan dikejar anjing, dimaki yang punya rumah, dan beberapa memang berhasil. Setidaknya itu sales bagi saya sampai saya benar benar mengenal sales di dunia kerja.

Rasanya sangat menantang, karena bagaimama caranya produk atau servis dari perusahaan yang kita naungi, akhirnya dibeli oleh orang, dan orang itu kemudian secara terus menerus membeli, dan bahkan mau memberikan testimoni tanpa iming-iming.

Saya pun lebih mengerti pada akhirnya dengan mengikuti beberapa pelatihan tentang sales, webinar, dan membaca dari para CEO dan ahli yang berbagi di social media, blog, dan video web.

Benar yang disampaikan oleh link artikel yang saya quote diatas.

Perhatikan 3 hal ini:

1) Do not sell - Best sales people do not sell, they build relationships.

2) Do not sell - Best sales people focus on the client needs and problems.

3) Do not sell - Best sales people solve problems.

Membangun Relasi

Dalam banyak fakta, sales person selalu hanya terfokus pada menjual, dan bagaimana menghasilkan sesuatu dari aktifitas berjualan. Artinya mendapatkan revenue atau hasil penjualan.

Faktanya, sales person seringkali lupa untuk membangun relasi. Dan membangun relasi tidak selalu sekali berhasil, terkadang sales person memerlukan 2-3 kali berjumpa, berkomunikasi, baru menemukan jembatan yang menghubungkan mereka.

Karena sebenarnya jika jembatan ataubhubungan ini sudah terbangun dengan baik, tanpa menjual pun orang akan membeli...mungkin lebih tepatnya mengambil dengan membayar kali ya, karena trust (kepercayaan) telah terbangun. Trust bukanlah hal yang mudah didapat, perhatikan hubungan anda dengan kekasih anda? Semudah itukah mendapatkan kepercayaan dari pasangan anda?

Fokus pada kebutuhan Klien

Anda bisa pelajari mengenai bagaimana perbedaan mendengar (listen) dan mendengar (hear) ketika berhadapan dengan klien. Atau mencoba mempraktikan pacing dan leading dengan teknik Neuro Language Program ataupun hypnotic words alias kata kata yang menghipnosis calon pembeli, dan berbagai cara meningkatkan kemampuan profesional berjualan anda.

Namun yang pasti, anda jangan sampai kehilangan kendali dari tujuan anda sebenarnya ketika berhadapan dengan klien, Anda butuh membangun relasi dan menghasilkan penjualan, dan yang utama adalah, bagaimana anda dapat bukan hanya sekedar memperhatikan, mendapatkan, tapi juga memberikan kesan bahwa anda perduli, dan dapat memberikan solusi atas kebutuhan klien dan pemecahan atas masalah yang dihadapi.

Perhatikan bagaimana begitu banyak penjual obat, tapi orang orang membeli obat dari penjual yang benar benar bisa menjadi solusi, penyembuh atas luka dan menjadi obat yang mereka cari. Jadi artinya, pembeli pun tidak hanya berfokus pada produk dan jasa saja, tapi memperhatikan bagaimana anda bersahabat dengan mereka.

Selesaikan masalah dan differensiasi solusi

Tidak ada yang lebih baik dari penyelesaian masalah. Tapi jika anda bisa menawarkan penyelesaian masalah dengan lebih mudah, lebih mudah dimengerti, lebih mudah dikomunikasikan,  lebih variatif, lebih dipercaya... Sudah pasti yang seperti inilah yang akan diambil oleh orang.

Menawarkan satu atau lebih selama tetap seuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga jembatan yang menghubungkan anda dengan klien, tentunya akan membuat anda menjadi lebih terlihat memiliki dedikasi dan tanggung jawab, saya akan pilih anda untuk mengambil barang yang saya mau.

Menarik kan. Time to practice...ups action...

Quote terakhir sebagai penutup... 

Stop selling, start helping. 'Zig Ziglar'

Cheers...

Thursday, December 22, 2016

#Leadership: Turnover

employee_turnover

Bekerja di perusahaan dengan sales target yang mewajibkan anda mempercepat cara anda berlari memang tidak mudah. Apalagi ditengah turnover yang tinggi.

Ya turnover memang menyebalkan, tapi dalam perusahaan apapun pasti terjadi turnover. Banyak tidaknya, tinggi tidaknya turnover bisa disebabkan oleh berbagai hal sbb:
  • Ketidakpuasan karyawan dengan leadership;
  • Ketidakpuasan dengan sistem gaji dan allowance;
  • Ketidakpuasan dengan manajemen;
  • Ketidakcocokan lingkungan kerja;
  • Atau rumput tetangga yang nampak lebih hijau di tanah seberang;
  • dst
Memang perlu dilakukan analisis secara terus menerus mengenai penyebab turnover terjadi, apalagi jika secara berkala atau terus menerus.

Beberapa waktu lalu saya membaca artikel yang juga membahas mengenai turnover yang terjadi di sebuah perusahaan rekan saya. Kebetulan pimpinannya adalah rekan saya sendiri. Dia menyampaikan bahwa dia akhirnya mengubah gaya kepemimpinannya yang menurut dia terlalu oldstyle dan tidak terlalu dekat dengan staffnya. And thanks God, dia berhasil mengurangi terjadinya turnover di perusahaan tersebut.

Atasan saya di Ibukota pun pernah menyampaikan hal yang sama kepada saya. Ada sepuluh siswa dan satu guru dalam kelas, jika satu siswa tidak lulus, maka bisa berarti siswa itu memiliki pengaruh lebih besar kepada ketidaklulusannya. Sementara jika ada delapan dari sepuluh yang tidak lulus, ada sesuatu dengan gurunya. Jadi mulailah melihat kembali ke diri sendiri, dari scope yang lebih dekat, baru melihat dan mengukur dari semuanya.

Turnover itu jelek?

Yang pasti, pimpinan akan memiliki effort lebih untuk melakukan rekruitmen dan training ulang kepada orang baru. Apalagi jika kehilangan aktor dan aktris produktif dalam tim yang memegang peranan kunci selama ini, menyebalkan. Siapa yang suka dengan kehilangan, namun mau tidak mau harus tetap menghadapinya.

Hal baiknya adalah kita belajar sesuatu tentang kepemimpinan, sistem, dan perubahan. Memberikan pelatihan baru seperti merefresh pikiran akan materi-materi.

Wednesday, December 21, 2016

#Leadership: Delegasi

5ceaac6af5b024703eedb0778309d91f
Kemarin saya sempat membaca sebuah artikel tentang delegasi tugas dalam manajemen yang dituliskan oleh seorang pimpinan sebuah perusahaan ternama di Amerika. Artikel yang dia tulis cukup singkat namun menarik perhatian saya karena saya sendiri mengalami kondisi tersebut bahkan beberapa waktu lalu baru saja terjadi.

Sebagai informasi, saya telah bekerja sebagai seorang manager/director di sebuah tempat kursus bahasa Inggris yang ternama selama kurang lebih 4 (empat) tahun, dimana dalam rentang waktu tersebut sudah pasti banyak pahit manis yang telah dialami. Artikel yang saya tuliskan ini bukan untuk mereka yang telah memiliki pengalaman lebih lama dari saya, tapi tentunya akan memberikan sudut berpikir yang bagus bagi anda yang baru saja memulai karir sebagai seorang manager atau director atau team leader.

Setiap manajer yang berhasil mengetahui bahwa untuk memperoleh hasil yang maksimal mereka harus melakukan yang terbaik, ini sudah menjadi rumusan pasti, terutama dalam mendelegasikan tugas. Kenyataannya ternyata ada banyak manager, director, team leader yang tidak melakukan pendelegasian tugas atau justru melakukan pemberian tugas dengan cara yang buruk atau salah. 

Jadi saya akan menyebutkan 4 alasan dasar kenapa mereka yang berada dalam level manajerial ini tidak mendelegasikan tugas kepada bawahan, sbb:

1. Takut
Anda mungkin tidak menyangka bahwa kata takut akan berada pada daftar paling atas, tapi memang mengejutkan, bahwa ketakutan adalah faktor yang sangat besar dan sering terjadi. Dan saya membagi menjadi 2 versi ketakutan dalam pendelegasian tugas.

Manager, team leader atau director yang takut mendelegasikan tugas, mengkhawatirkan bahwa orang yang diserahkan penugasan atau menerima tanggung jawab akan melakukan tugas tersebut secara tidak baik atau justru sebaliknya, mereka akan melakukan lebih baik dari yang para pimpinan mereka lakukan sehingga para pimpinan akan terlihat buruk.

Jika anda seorang pimpinan di sebuah perusahaan, perusahaan apapun itu, tanyakan pada diri anda, ketakutan yang muncul adalah nyata atau hanya dibuat-buat? Jika reputasi personal anda yang dianggap lebih penting, maka ketakutan anda dikendalikan oleh egosentris pribadi anda.

Seorang pimpinan bagaimanapun akan tetap menerima akibat dari setiap pekerjaan yang didelegasikan, entah berakhir baik atau buruk. Yang paling penting adalah bagaimana anda melakukan kontrol dan pengawasan terhadap proses pengerjaan tugas. Asistensi dari anda tentunya akan memberikan anda ruang kendali tersendiri atas pikiran anda, anda dapat mengontrol ketakutan dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih positif.

Jika bawahan anda terlihat lemah, awasi mereka, kontrol dan berikan saran dan masukan. Ikuti Key Performance Indicator dan SOP yang ada. Namun jika dengan kondisi seperti itu bawahan anda masih belum dapat mengerjakan tugas dengan baik, anda harus mempertimbangkan mengenai kepantasan orang tersebut bekerja di level tersebut dibandingkan dengan tugas yang diberikan, apakah terlalu berat, atau memang secara keahlian masih belum mencukupi. Anda bisa menentukan akan memberikan asistensi tambahan berupa pelatihan keahlian tertentu, atau membantunya mengerjakan tugas tersebut bersama. Dan saya ingatkan, ini seharusnya sudah menjadi bagian dari tugas anda sebagai seorang pimpinan terhadap bawahan. Namun jika ternyata pendelegasian terhubung dengan tenggat waktu yang sudah dekat, anda mungkin harus berpikir untuk memberikan tugas tersebut kepada orang lain yang lebih mampu.

Sebaliknya, jika pekerja anda ternyata memiliki kemampuan yang bagus dan pada akhirnya bisa mengerjakan tugas bahkan dalam tekanan sekalipun, jika anda sudah melakukan asistensi dengan baik, seharusnya anda sudah tidak perlu lagi merasa takut terlihat lemah. Jika masih muncul ketakutan, ada yang tidak beres dengan pikiran anda, saya pikir, sudah waktunya berbenah. 
 
2. Tidak tahu cara mendelegasikan tugas
Mengejutkan, banyak pimpinan ternyata tidak tahu bagaimana cara mendelegasikan tugas. Mungkin karena mereka tidak pernah melihat pendelegasian dilakukan secara efektif sebelumnya. Terlihat seperti pendelegasian yang rumit dan detail sehingga mereka tidak dapat melihat kesempatan yang ada di depan mereka.

Mendelegasikan tugas dapat melalui diskusi secara langsung, mengirimkan surat elektronik kepada orang yang bersangkutan (yang mendapatkan tugas dan jika terdapat pengawas diatasnya atau rekan kerja yang memiliki level yang sama), melalui surat perintah tugas/delegasi, dst.

Pendelegasian yang baik sebaiknya harus dengan tercatat baik melalui surat maupun email tidak hanya melalui ucapan secara langsung kepada bawahan. Hal ini akan mempermudah bagi pimpinan untuk melakukan kontrol terhadap perkembangan pelaksanaan tugas.
 
3. Bermain aman
Anda mungkin sudah pernah mengalami hal ini, pun sama dengan saya. Terkadang saya berpikir bawahan saya cukup lambat dalam menyelesaikan tugas yang saya delegasikan, karena tidak sabar, saya akhirnya mengerjakan tigas tersebut. Terkadang hal tersebut bisa jadi benar, bisa juga jadi sangat salah. Kita terkadang lebih baik dalam beberapa hal dibanding orang lain. Pimpinan yang mencoba untuk menguasai segala pekerjaan dan keahlian adalah yang berpikir mereka bermain dengan aman. Kenyataannya, mereka mungkin telah menurunkan motivasi tim kerja dibawahnya. Saya kira, sebagai pimpinan saya atau anda dituntut untuk dapat memberikan motivasi kepada bawahan agar nyaman dalam bekerja, namun tetap produktif. 

Berdasarkan pengalaman pribadi saya tentunya menyenangkan bagi diri sendiri, seolah mempermudah dan membantu diri sendiri, karena saya sulit untuk mempercayai lagi bawahan yang sudah pernah gagal menjalankan tugas yang pernah saya berikan sebelumnya.

Seberat atau sekompleks apapun, tetap lakukan pendelegasian tugas, pertama, apalagi jika tugas tersebut adalah sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka, dan sebenarnya oleh karena itulah mereka bekerja di perusahaan anda. Kedua, sebagai pimpinan, anda juga memiliki tugas-tugas lain yang harus anda kerjakan, anda tentunya menjadi lebih produktif. Dengan pengawasan dan kontrol, maka sebenarnya perusahaan secara keseluruhan pun menjadi lebih produktif dan disinilah titik aman itu sendiri, tetap delegasikan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka. Tentunya anda tidak mau tugas anda terbengkelai karena anda mengerjakan tugas bawahan anda kan, mari bermain dengan aman.
 
4. Menghabiskan waktu
Oke, mari kalau boleh jujur. Mendelegasikan tugas, memang memakan waktu. Bagaimanapun, delegasi adalah investasi waktu itu sendiri. Artinya, jika satu tugas bisa didelegasikan ke orang lain, manajer akan bisa mengerjakan tugas lainnya dan tetap membawa perusahaan secara produktif.

Anda harus tetap tampil prima untuk tetap produktif, dan hal tersebut adalah kata kunci untuk membawa tim anda untuk berhasil.

Saya merasakan benar ketika bawahan saya mengalami perubahan karena turn over yang terjadi berkali-kali, ganti sana sini dan dalam waktu yang kadang klritis, pada saat perusahaan sedang promosi atau sedang dalam kondisi sangat membutuhkan tenaga ekstra. Dengan adanya tim baru yang masuk, masa transisi, masih probation, masih hijau, kemampuan yang belum dilapisi dengan pengalaman, rasanya sulit untuk mempercayakan bahkan untuk 30% saja, dan akhirnya takut tetap saja menghabiskan waktu karena harus melakukan pengawasan, training lagi dan lagi, berikan advice di sana-sini. Ohh tidak…

Mempercayakan dengan tetap mengontrol dan memberikan pengawasan akan tetap menjadi jalan dan solusi terbaik saat ini dalam hal memandaatkan waktu dengan baik dan tepat.

Nah, saya kira itu yang dapat saya sampaikan dalam tulisan kali ini. 

Saran lain saya, banyak membaca artikel yang dituliskan oleh para top CEO atau pimpinan berpengalaman yang lain melalui artikel di website mereka, mengikuti pelatihan manajerial (management), dan banyak praktik di lapangan akan sangat membantu kita semua untuk dapat menjadi top pimpinan nantinya. Di perusahaan apapun, sumber daya manusia selalu menjadi tantangan tersendiri bagi para pimpinan dalam menjalankan operasional perusahaan. 

Dengan menjadi seorang delegator yang baik, sebenarnya anda justru belajar menjadi seorang pelatih, pemandu bakat, motivator sekaligus pengawas yang akan membantu bawahan anda mencapai kesuksesan. Definisi sukses bagi saya adlaah ketika anda dapat membantu bawahan anda berhasil, dan saya masih tetap meyakini hal tersebut. 


Selamat membaca dan menjadi pimpinan hebat di masa mendatang.
































Thursday, September 22, 2016

#Leadership: Kepemimpinan

51fbc6a26d8924a0a675945dc2330dc3

Banyak orang berbicara mengenai kepemimpinan, banyak tokoh berusaha menunjukkan aksi kepemimpinan. Setiap orang memiliki keunikan berpikir, berkomunikasi dan bertindak, dan keunikan itu menjadikan gaya kepemimpinan setiap orang berbeda.
Saya adalah seorang Center Director dari sebuah kursus bahasa Inggris ternama di kota Cirebon, dan saya telah bekerja dengan jabatan yang sama selama kurang lebih 4 tahun. Mempelajari kepemimpinan dari orang-orang yang berada di sekeliling, buku, video, seminar, ceramah, rasanya tidak pernah berakhir, karena mereka berbeda gaya kepemimpinan.

Satu konsep kepemimpinan yang hingga saat ini masih saya kagumi adalah teori yang dikeluarkan oleh Ki Hajar Dewantoro, Pahlawan dari Indonesia yang merakyat, dan dikenal dengan Bapak Pendidikan di Indonesia. 3 konsep Ing ngarso sung tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani; buat saya dalah teori kepemimpinan yang ajaib dan sakti.

Ing ngarso sung tulodho
Artinya seorang pemimpin yang berada di depan dan memberikan contoh. Sepertinya ringan jika diartikan, tapi maknanya sangat dalam. Saya sempat mengagumi beberapa orang, tokoh, atasan, tapi saya akhirnya berujung kecewa. Mereka tidak selengkap yang saya pikirkan dan lihat selama ini.

Bukankah itu manusiawi? Kekecewaan saya juga tetap dalam batasan kemanusiawian kok.
Saya adalah pengagum seorang Mario Teguh yang kalimat-kalimat supernya kadang ngelawak dan tidak masuk akal karena susah dimengerti oleh orang biasa seperti saya. Pada akhirnya pemberitaan tentang dia, bukan menjadikan saya sinis, tapi sebagai seorang Bapak dari 3 anak, saya sedikitnya kecewa dengan pemberitaan yang ada.
Dan akhirnya, kekaguman saya terhadap Nabiyullah Muhammad SAW sudah tidak bisa dipungkiri. Beliau adalah percontohan yang baik. Dengan pola kehidupan zaman dahulu yang sangat terbatas namun penuh peperangan, Beliau dapat memberikan kebaikan-kebaikan dalam setiap contohnya. Beliau selalu berada di depan untuk dapat memberikan contoh kepada umatnya, pengikutnya, bahkan tidak segan memberikan contoh kepada lawan sekalipun.

Konsep memberi contoh adalah seharusnya memiliki dasar kemurnian pemberian contoh, yang artinya memberikan contoh karena dia adalah pemimpin. Dia sangat mengetahui konsekuensi dan frekuensi dari apa yang di contohkannya, ke bertanggung jawaban dari apa yang dicontohkannya tentunya sangat bisa dipertanggungjawabkan. Dari sekian buku dan kitab, dari sekian cerita mengenai setiap contoh yang diberikannya, tidak ada yang tidak jadi teladan.

Sangat berbeda ketika kita mencontohkan, tapi karena dibayar untuk memberi contoh. Beberapa di antara kita adalah aktor yang hebat, tidak berbeda dengan monyet sirkus, bergerak karena dilihat, tanpa disadari, kita sudah menyadur kode etik sirkus dalam hidup kita sebagai pimpinan.

Mengambil arti dari konsep mendidik, pendidik bertanggung jawab terhadap materi yang diberikan, dan kelak anak didiknya akan jadi apa. Pemimpin yang baik akan sangat sedih jika yang dipimpin tidak dapat menjalankan contoh-contohnya. Ini artinya, peranan kata pimpinan bukan lagi masuk dalam konteks pekerjaan atau jabatan saja, pemimpin yang baik adalah yang mendidik, agar kelak yang dipimpin bisa memimpin dan memberikan contoh kepemimpinan kepada generasi berikutnya terlepas dari waktunya memimpin.

300e143

Ing Madya Mangun Karso
Pemimpin berada di tengah-tengah untuk memberikan atau membangun karsa. Karsa di sini artinya kemauan, keinginan yang dalam, daya kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk berkehendak.

JIka anda seorang pemimpin, apakah anda bisa memaksa orang untuk menuruti anda secara serta merta? Apakah anda bisa memaksa orang yang anda cintai, namun dia tidak mencintai anda, untuk mencintai anda? Ataukah apakah anda bisa memaksa seseorang untuk menyukai apa yang anda sukai?

Kalimat Ing madyo mangun karso atau berada di tengah membangun daya kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk berkeinginan ini memiliki pemaknaan konsep yang sangat dalam.

Dalam satu tim berisikan banyak kepala, tentunya akan terdapat perbedaan rasa, perbedaan gaya, perbedaan pendapat dan karakter.
Lalu bagaimana seseorang bisa mengikuti seseorang lain, menyukai hal yang sama, melakukan hal yang sama, memiliki visi dan misi yang sama, bahkan berkeinginan yang sama.
Pertanyaan saya simpel kok. Andai saja Bapak anda memiliki agama yang berbeda dengan agama apa yang anda peluk saat ini, apakah anda akan memeluk agama yang sama dengan Bapak anda? Jika anda merubah haluan agama anda, berpindah agama, apa penyebabnya? Kalau penyebabnya adalah karena pengaruh seseorang, tanyakan lagi, apa yang membuat orang tersebut begitu berpengaruh bagi anda?

Menjadi pemimpin bukan tentang jabatan, jumlah harta, faktor kekuasaan, kekuatan atau kecerdasan saja. Aura seorang pemimpin yang ideal adalah yang memiliki aura pengaruh tanpa perlu memberikan pengaruh. Anda bisa saja melakukan apa yang dia lakukan, tanpa dia meminta, apalagi memaksa.

Aura apa yang dimaksud? Dimensi halus di mana seseorang memiliki faktor perilaku yang dapat memberikan contoh secara tidak langsung, namun pengaruhnya sangat besar. artinya secara tidak langsung otak bawah sadar anda, mengakui, mengilhami, memaknai, meniru, mengambil contoh dan hikmah dari perilaku contoh seseorang. Anda akhirnya terbiasa meng-copy paste perilaku orang tersebut.

Seorang pemimpin harus dapat memiliki keahlian dalam memberikan pengaruh kepada orang-orang disekelilingnya.

Perhatikan jika lingkungan anda berisikan pemimpin yang baik, senantiasa memberikan contoh dalam mengerjakan tugas-tugas, tidak membatasi dirinya sebagai pimpinan, justru lebih bisa merakyat, lebih bisa mengerti dengan karyawan, mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami. Pemimpin yang tidak serta merta menuduh, menunjuk, mengatai, menodai citra karyawannya tanpa pernah mengetahui kesulitan dan beban-beban kerja karyawannya. Anda pasti akan secara otomatis mengagumi orang tersebut. Kekaguman anda akan membentuk image didalam diri anda, untuk menjadi sepertinya, dan itu minimal, karena keinginan anda tentunya ingin lebih baik darinya, karena anda merasa nyaman.

Seorang pemimpin yang bisa menumbuhkan kecintaan karyawannya pada pekerjaan, yang bisa mengantarkan karyawannya pada pemaknaan pekerjaannya, yang bisa membantu menunjukkan dan membentuk imaji-imaji pendamai, mengenai apa kebaikan-kebaikan dari pekerjaannya dan apa yang bisa diraih dengan pekerjaannya, kemana dia akan diantar nantinya oleh pekerjaannya. Pemimpin yang tidak memaksakan imajinasi apapun, hanya sekedar memberikan ajakan-ajakan positif pada peraihan kebaikan dari perilaku-perilaku yang bisa dilakukan sekarang. Agar karyawan dapat memaknai kecintaan, target, perjuangan, dan memaknai pencapaian hasil.

ki-hajar-dewantara-merdeka

Tut wuri handayani
Saya menemukan beberapa orang pemimpin yang mempersilakan anak buahnya menikmati santapan makan malam bersama sebelum dirinya. Saya juga menemukan beberapa jendral berkuda yang mempersilakan prajuritnya memasuki rumah-rumah dan berjumpa dengan keluarga sebelum dirinya mendapatkan pertemuan dengan keluarganya.
Artinya, pemimpin yang berada di belakang dengan mengatakan, “Lihatlah, kemenangan ada didepan, raihlah!” tentunya merupakan kalimat yang membuat diri saya terkagum-kagum.

Kalimat rendah hati, tidak meninggikan diri, tidak menempatkan dirinya serta merta harus diutamakan dan dikedepankan adalah kalimat-kalimat sakti yang akan menyebabkan kejatuh-cintaan prajurit yang teramat dalam bagi pimpinannya.

Pemimpin yang berada di belakang, harus tetap memiliki visi ke depan, melihat lebih jauh, lebih waspada, lebih menenangkan daripada memaksa untuk maju dengan menendang dari belakang, apalagi menusuk dari belakang.

Pemimpin yang sejati bukan pemimpin yang dibentuk, melainkan terbentuk sebagai akibat dari perilaku-perilaku kepemimpinan yang diterapkan, mendorong dan menarik sesuai kondisi, dan mampu membentuk kondisi yang kondusif daripada sekedar konklusif dan bertenagakan otot belaka (baca – kekuasaan dan jabatan).

Kepercayaan terhadap pemimpin
Pemimpin tidak menyegerakan menang, namun mengajarkan arti memenangkan pertandingan dan arti dari kemenangan itu sendiri. Pemimpin yang amanah, yang mendapatkan kepercayaan, mengajarkan tentang makna tanggung jawab yang lebih dalam kepada yang dipimpin.

Bukankah kesadaran diri akan kemenangan itu lebih penting daripada kemenangan itu sendiri?

Ketika anda memiliki profesi sebagai seorang sales, orang-orang membeli bukan karena produk dan alat yang anda gunakan, tapi mereka membeli karena anda yang menjual. Pada saat mereka membeli bukan anda yang menang, tapi anda memenangkan pembeli untuk kemenangannya sendiri, yakni kepantasan akan apa yang dibayarnya, karena anda penjual yang baik dan bertanggung jawab.

Ini bukan berarti anda mengulur waktu, justru anda seharusnya bisa mengajarkan arti dari waktu itu sendiri. Apalagi jika anda mengejar angka. Pahamilah, seharusnya angka yang menurut dengan anda, karena andalah yang menciptakan angka, bukannya anda menurut dan patuh, mengubah gaya kerja anda karena anda mengejar angka. Itu SALAH!!!

Artinya, pemimpin yang baik tidak akan menyalahkan orang-orangnya ketika performa tim berbeda dari pengharapan. Pemimpin yang baik akan mengarahkan pada evaluasi, dan pemecatan ataupun mutasi, bisa saja terjadi, namun terjadi saat benar-benar diperlukan. Pemimpin memberikan kepercayaan dengan syarat, dan syarat yang tidak terpenuhi bisa menyebabkan pemutusan hubungan kerja, tergabung bobotnya. Pemutusan hubungan kerja yang terjadi pun akan berlangsung secara elegan, tanpa sakit hati, dan sepenuhnya memberikan motivasi agar pekerja tersebut dapat mengupayakan perubahan.

Pemimpin adalah pendidik itu sendiri. Pendidik yang baik akan mendapatkan kepercayaan dari cara mendidiknya yang baik. Baik tidak berarti tidak memberikan hukuman dan sanksi, baik tetap berarti tegas, namun tidak menyalahi arti kebaikan itu sendiri sehingga pemimpin pun tidak dapat diakali oleh karyawan karena kebaikannya.

Sunday, September 18, 2016

#Marketing : Niche

Penggunaan Niche

Ketika anda masuk ke dalam Mall atau supermarket, anda akan menemukan berbagai jenis segmentasi, mulai dari yang anda butuhkan sampai pada produk dan jasa yang mungkin baru dan tidak pernah terpikirkan untuk membelinya. Mungkin dulu kita masih menyebutnya dengan istilah TOSERBA yang merupakan singkatan dari toko serba ada, artinya ada banyak produk dan barang yang tersedia di dalam satu toko.

Berbeda ketika anda memasuki toko olahraga, toko pakaian anak, atau toko mainan di mana anda hanya menemukan produk dan jasa yang terhubung dengan penamaan toko tersebut. Jadi jangan berharap untuk menemukan alat kesehatan di toko bangunan atau alat-alat dapur di toko mainan anak.

Toko yang menjual produk yang lebih spesifik pun bisa kita temukan saat ini seperti toko –> toko pakaian –> toko pakaian muslim; atau toko –> toko komputer –-> toko laptop –> toko asesoris laptop.

Bagi anda yang suka wara-wiri di panggung jagad maya, sudah pasti tidak asing dengan hadirnya berbagai toko online yang menyediakan berbagai barang dan jasa seperti (alibaba)lazada, tokopedia, buka lapak, dst, atau mungkin situs yang secara umum melakukan kupas tuntas atau menayangkan tulisan-tulisan secara umum hingga khusus sebut saja seperti situs-situs berita yang menginformasikan mulai dari berita politik, ekonomi, sosial, budaya hingga olahraga dan bahkan sex. Tapi, tidak jarang juga anda pasti akan menemukan satu situs atau blog yang habis-habisan membahas satu hal saja seperti membahasa tentang neuro language program, tentang cara membuat blog dan memasarkannya, dst.

Apa itu Niche?

Ada begitu banyak situs maupun blog memberikan pengertian tentang arti niche. Dan dari situs-situs tersebut memberikan gambaran yang beragam, meskipun pada akhirnya merujuk pada satu arti. Jadi menurut saya, kita hanya perlu mengambil benang merahnya saja dengan mengambil yang memudahkan kita untuk mengerti apa sebenarnya arti niche.

Jika anda mencoba mencari arti niche di wikipedia, anda akan menemukan disambiguitas karena secara otomatis akan dilarikan ke dalam pengertian di dunia ekologi, adalah sbb:

Dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang ditempati oleh suatu spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati dan peranan yang dilakukan di dalam komunitasnya.

Sedangkan dari meriam-webster, niche memiliki arti sbb:

the situation in which a business's products or services can succeed by being sold to a particular kind or group of people

Silakan cek pengertian yang diberikan dari salah satu situs favorit saya evolution.about.com:

A niche is a term that is used in ecological biology to define an organism's role in an ecosystem. Not only does a niche include the environment a given organism lives in, it also includes the organism's "job" in that environment. A niche may also encompass what the organism eats, how it interacts with other living things or biotic factors, and also how it interacts with the non-living, or abiotic, parts of the environment as well.

Sebuah niche adalah terminologi yang digunakan dalam bab biologi – ekologi untuk mengartikan peranan sebuah organisme dalam sebuah ekosistem. Tidak hanya sebuah niche adalah termasuk lingkungan dimana organisme tersebut hidup, niche adalah juga termasuk pekerjaan yang dimiliki oleh organisme di dalam lingkungan tersebut. Niche menggambarkan apa yang dimakan oleh organisme, bagaimana oorganisme berinteraksi dengan benda-benda hidup lainnya atau faktor biotik lainnya, dan juga bagaimana organisme berinteraksi dengan benda-benda mati, atau abiotik, yang juga merupakan bagian dari lingkungan.

Sementara jika kita mengambil kamus dan mengartikan niche, hasilnya akan menjadi ceruk. Ceruk sendiri artinya menurut kbbi.web.id adalah sbb:

1 relung yang masuk ke dinding (tembok, tanah, dan sebagainya); lekuk, lubang; 2 lombong (dalam tambang); 3 gua (di gunung);4 ruang berpetak-petak (di lemari dan sebagainya); 5 sudut (pojok) di dapur (kamar, rumah, dan sebagainya); 6 lekuk (di geladak kapal dan sebagainya); 7 rongga (sela-sela dalam timbunan barang dan sebagainya); 8 serokan; teluk kecil; 9 sudut jalan; jalan kecil (simpangan dan sebagainya);

Sedangkan dalam dunia bisnis, marketing dan sales, arti dari niche yang saya dapatkan dari wikipedia adalah sbb:

A niche market[1] is the subset of the market on which a specific product is focused. The market niche defines as the product features aimed at satisfying specific market needs, as well as the price range, production quality and the demographics that is intended to impact. It is also a small market segment. For example, sports channels like STAR Sports,ESPN, STAR Cricket, and Fox Sports target a niche of sports enthusiasts.

Niche Pasar adalah bagian dari produk tertentu yang telah difokuskan. Niche pasar memiliki arti sebagai fitur produk yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu pasar, berupa kisaran harga, kualitas produk, dan demografi yang di akan dipengaruhi. Niche pasar dapat diartikan segmen kecil pasar. Sebagai contoh saluran olahraga seperti STAR Sports, ESPN, STAR Cricket, dan Fox Sports yang menargetkan niche penggemar olahraga.

Untuk anda yang gemar hobi menulis di blog dan memiliki website, pasti sudah mengetahui mengenai niche yang sangat berhubungan dengan peningkatan SEO (Search Engine Optimisation) karena pada akhirnya berpengaruh dengan jumlah pengunjung ke blog atau situs anda. niche berarti sebagai ceruk pasar yang berhubungan dengan satu permintaan tertentu atau spesifik atau unik.

Kesimpulannya, apapun bidang pekerjaan anda, niche terlihat memiliki arti yang beragam, sebenarnya memiliki persamaan makna. Dalam dunia ekologi adalah tentang sekumpulan atau sekelompok organisme, ekosistem dan cara hidupnya, sedangkan jika kita tarik ke dunia bisnis, maka berarti sekumpulan target market, habitat atau ekosistemnya, dan cara hidupnya. JIka ditarik ke dunia blogging dan website artinya menjadi sekelompok pembaca yang memiliki kebutuhan tertentu dan membutuhkan solusi tertentu.

Seperti halnya blog ini memiliki niche yang lebih besar, tidak terlalu spesifik karena memiliki beberapa topik yang dibahas seperti tentang bisnis, daya kemampuan otak dan pikiran, penemuan jati diri, pengetahuan umum, dst sehingga tidak hanya membahas tentang satu topik yang spesifik. Welcome to my Supermall, then.

Selamat membaca dan mendapatkan pemahaman baru.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo